LOGAM PADUAN
A. JENIS BAJA PADUAN
1. Baja dengan kekuatan tarik yang tinggi
a.
Baja dengan mangan rendah
Baja ini mengandung 0.35 % C dan 1.5 % Mn dan baja ini
termasuk baja murah tetapi kekuatannya baik.Baja ini dapat didinginkan dengan
minyak karena mengandung unsur mangan sehingga temperatur pengerasannya rendah
dan menambah kekuatan struktur feritnya.
b.
Baja Nikel
Baja ini mengandung 0,3% C, 3% Ni, dan 0,6%
Mn serta mempunyai kekuatan dan kekerasan yang baik, dapat didinginkan dengan
minyak karena mengandung unsur nikel yang membuat temperatur pengerasannya
rendah. Baja ini digunakan untuk poros engkol, batang penggerak dan penggunaan
lain yang hampir sama.
c. Baja Nikel Kromium
Baja ini mempunyai sifat yang keras berhubungan dengan campuran
unsur kromium dan sifat yang liat berhubungan dengan campuran unsur nikel. Baja
yang mengandung 0,3% C, 3% Ni, 0,8% Cr, dan 0,6 Mn dapat didinginkan dengan
minyak, hasilnya mempunyai kekuatan dan keliatan yang baik dan baja ini
digunakan untuk batang penggerak dan pemakaian yang hampir sama.
Baja yang mengandung 0,3% C, 4,35% Ni, 1,25% Cr, dan 0,5% Mn
(mengandung nikel dan kromium yang tinggi), mempunyai kecepatan pendinginan
yang rendah sehingga pendinginan dapat dilakukan dalam embusan udara dan
distorsi diperkecil. Apabila unsur krom dicampur sendiri ke dalam baja akan
menyebabkan kecepatan pendinginan kritis yang amat rendah, tetapi bila dicampur
bersama nikel akan diperoleh baja yang bersifat liat.
Jenis
baja tersebut digunakan untuk poros engkol dan batang penggerak. Baja nikel
kromium menjadi rapuh apabila ditemper atau disepuh pada temperatur 250 -
400°C, juga kerapuhannya tergantung pada komposisinya, proses ini dikenal
dengan nama "menemper kerapuhan" dan baja ini dapat diperiksa dengan
penyelidikan pukul takik. Penambahan sekitar 0,3% molibden akan mencegah
kerapuhan karena ditemper, juga akan mengurangi pengaruh yang menyeluruh
terhadap baja karena molibden adalah unsur berbentuk karbid.
d. Baja Kromium Vanadium
Jika baja ini ditambahkan sekitar 0,5% vanadium sehingga dapat
memperbaiki ketahanan baja kromium terhadap guncangan atau getaran dan
membuatnya dapat ditempa dan ditumbuk dengan mudah, apabila vanadium
menggantikan nikel maka baja lebih cenderung mempengaruhi sifat-sifatnya secara
menyeluruh.
2. Baja Tahan Pakai
Berdasarkan unsur-unsur campuran yang larut di dalamnya, baja
terdiri dari dua macam, yaitu baja mangan berlapis austenit dan baja kromium.
a.
Baja Mangan Berlapis Austenit
Baja ini pada dasarnya mengandung 1,2% C,
12,5% Mn, dan 0,75% Si. Selain itu, juga mengandung unsur-unsur berbentuk
karbid seperti kromium atau vanadium yang kekuatannya lebih baik. Temperatur
transformasi menjadi rendah dengan menambahkan unsur mangan dan baja ini
berlapis austenit apabila didinginkan dengan air pada temperatur 1.050°C. Dalam
kondisi ini baja hanya mempunyai kekerasan sekitar 200 HB (kekerasan Brinel),
tetapi mempunyai kekenyalan yang sangat baik. Baja ini tidak dapat dikeraskan
dengan perlakuan panas, tetapi apabila dikerjakan dingin maka kekerasan
permukaannya akan naik menjadi 550 HB tanpa mengalami kerugian terhadap
kekenyalan intinya. Baja ini tidak dapat dipanaskan kembali pada temperatur
yang lebih tinggi dari 250°C, kecuali kalau setelah dipanaskan baja didinginkan
dalam air. Pemanasan baja pada temperatur sedang akan menyebabkan kerapuhan
pada pengendapan karbid. Baja mangan berlapis austenit dapat diperoleh dengan
jalan dituang, ditempa, dan digiling. Baja ini digunakan secara luas untuk peralatan pemecah
batu, ember keruk, lintasan, dan penyeberangan jalan kereta api.
b.
Baja Kromium
Jenis ini mengandung 1% C, 1,4% Cr, dan 0,45%
Mn. Apabila baja ini mengandung unsur karbon tinggi yang bercampur bersama-sama
dengan kromium akan menghasilkan kekerasan yang tinggi sebagai hasil dari pendinginan
dengan minyak. Baja ini digunakan untuk peluru-peluru bulat dan peralatan
penggiling padi.
3. Baja Tahan Karat
Baja tahan karat (stainless steel) mempunyai
seratus lebih jenis yang berbeda-beda. Akan tetapi, seluruh baja itu mempunyai
satu sifat karena kandungan kromium yang membuatnya tahan terhadap karat. Baja
tahan karat dapat dibagi ke dalam tiga kelompok dasar, yakni baja tahan karat
berlapis ferit, berlapis austenit, dan berlapis martensit.
a. Baja Tahan Karat Ferit
Baja ini mengandung unsur karbon yang rendah
(sekitar 0,04% C) dan sebagian besar dilarutkan di dalam besi. Sementara itu,
unsur lainnya yaitu kromium sekitar 1 3% - 20% dan tambahan kromium tergantung
pada tingkat ketahanan karat yang diperlukan. Baja ini tidak dapat dikeraskan
dengan cara disepuh. Baja ini seringkali disebut besi tahan karat dan cocok
untuk dipres, ditarik, dan dipuntir. Baja yang mengandung 13% kromium digunakan
untuk garpu dan sendok, sedangkan yang mengandung 20% kromium untuk tabung
sinar katoda.
b. Baja
Tahan Karat Austenit
Baja tahan karat austenit mengandung nikel
dan kromium yang amat tinggi. nikel akan membuat temperatur transformasinya
rendah, sedangkan kromium akan membuat kecepatan pendinginan kritisnya rendah.
Campuran kedua unsur itu menghasilkan struktur lapisan austenit pada temperatur
kamar. Baja ini tidak dapat dikeraskan melalui perlakuan panas, tetapi dapat
disepuh keras. Pengerjaan dan penyepuhan tersebut membuat baja sukar dikerjakan
dengan mesin perkakas. Seperti baja austenit yang lain, baja tahan karat
austenit tidak magnetis.
Baja tahan karat yang mengandung 0,15% C, 18%
Cr, 8,5% Ni, dan 0,8% Mn sesuai untuk digunakan sebagai alat-alat rumah tangga
dan dekoratif.
Baja tahan karat yang mengandung 0,05% C,
18,5% Cr, 10% Ni, dan 0,8% Mn, baik untuk dikerjakan dengan cara penarikan
dalam karena kandungan karbonnya rendah.
Baja tahan karat yang mengandung 0,3% C, 21%
Cr. 9% Ni, dan 0,7% Mn sesuai untuk dituang.
Kebanyakan baja tahan karat austenit
mengandung sekitar 18% kromium dan 8% nikel. Proporsi unsur kromium dan nikel
sedikit berbeda dengan penambahan dalam proporsi yang kecil dari unsur
molibdenum, titanium, dan tembaga untuk menghasilkan sifat-sifat yang spesial.
Baja dalam kelompok ini digunakan apabila diperlukan ketahanannya terhadap
panas.
c. Baja Tahan Karat Martensit
Baja tahan karat martensit mengandung
sejumlah besar unsur karbon dan dapat dikeraskan melalui perlakuan panas, juga
mempengaruhi sifat-sifatnya melalui pengerasan dan penyepuhan. Baja yang
mengandung 0,1% C, 13% Cr, dan 0,5% Mn ini dapat didinginkan untuk memperbaiki
kekuatannya, tetapi tidak menambah kekerasan. Baja ini seringkali disebut besi
tahan karat dan digunakan khususnya untuk peralatan gas turbin dan pekerjaan dekoratif.
Apabila baja ini digunakan untuk alat-alat
pemotong maka terlebih dahulu ditemper atau disepuh pada temperatur sekitar
180°C, dan jika digunakan untuk pegas terlebih dahulu ditemper pada temperatur
sekitar 450°C.
4 . Baja
Tahan Panas
Problem utama yang berhubungan dengan penggunaan
temperatur tinggi adalah kehilangan kekuatan, beban rangkak, serangan oksidasi,
dan unsur kimia. Kekuatannya pada temperatur tinggi dapat diperbaiki dengan
menaikkan temperatur transformasi dan penambahan unsur kromium atau dengan
merendahkan temperatur transformasi dan penambahan unsur nikel. Kedua
pengerjaan itu akan menghasilkan struktur austenit.
Sejumlah kecil tambahan unsur titanium,
aluminium, dan molibdenum dengan karbon akan menaikkan kekuatan dan memperbaiki
ketahanannya terhadap beban rangkak. Unsur nikel akan membantu penahanan
kekuatan pada temperatur tinggi dengan memperlambat atau menahan pertumbuhan
butir-butiran yang baru. Ketahanannya terhadap oksidasi dan serangan kimia
dapat diperbaiki dengan menambahkan silikon atau kromium.
Baja tahan panas dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
a.
Baja Tahan Panas Ferit
Baja tahan panas ferit mengandung karbon yang rendah dan hampir
seluruhnya dilarutkan di dalam besi. Baja ini tidak dapat dikeraskan melalui
perlakuan panas.
b.
Baja Tahan Panas Austenit
Baja tahan panas austenit mengandung kromium
dan nikel yang tinggi. Struktur austenit
tetap terpelihara sewaktu pendinginan, sehingga baja ini tidak dapat dikeraskan
melalui perlakuan panas.
c. Baja Tahan Panas Martensit
Baja tahan panas martensit mempunyai
kandungan karbon yang tinggi, sehingga dapat dikeraskan melalui perlakuan
panas.
5.
Baja Paduan
Yang Digunakan Pada Temperatur Rendah
Komponen dari baja paduan yang digunakan pada
temperatur rendah tidak hanya sifat-sifatnya terpelihara sewaktu didinginkan,
tetapi juga sifat-sifatnya tidak hilang sewaktu dipanaskan pada temperatur
kamar. Baja yang telah diperbaiki kekuatannya hanya sedikit berkurang (reduksi)
kekenyalan dan keliatannya sewaktu dites pada temperatur minus (-) 183°C. Selain
itu, perubahan sifat-sifatnya kecil sewaktu dipanaskan pada temperatur kamar
yang diikuti dengan pendinginan.
a. Baja Pegas
Pegas kendaraan dibuat dari baja yang
mengandung sekitar 0,8% C sesuai dengan sifat-sifatnya yang dibutuhkan dan
ditambahkan dengan lebih dan 0,4% Si dan 0,8% Mn. Baja pegas dikeraskan dengan
pendinginan air atau minyak sesuai dengan komposisinya. Pegas katup dibuat dari
baja yang sama dengan pegas kendaraan juga ditambahkan 1,5% Cr dan 0,17% V ke
dalam karbon dan nikel.
b. Baja Katup Mesin (Motor)
Katup
yang menerima beban rendah digunakan baja yang mengandung 0,3% C, 3,5% Ni,
0,35% Cr, dan 0,35% Si. Kandungan unsur silikon dan kromium menaikkan beban
yang dapat diterima katup sehingga dapat menerima beban yang berat. Katup untuk
motor pesawat terbang dibuat dari baja austenit dengan kandungan sekitar 10% Ni
dan 12 - 16% Cr. Katup pompa
seringkali dibuat berlubang dan mengandung natrium untuk pendinginan.
6. Baja Paduan Martensit Yang
Dikeraskan
Cara yang biasa dilakukan untuk menghasilkan
baja berkekuatan tinggi adalah dengan cara perlakuan panas yang menjadikan
struktur martensit, yang diikuti dengan perlakuan panas lanjutan untuk
memodifikasi atau mengubah martensit. Cara tersebut dapat menghasilkan kekuatan
yang tinggi, tetapi disertai dengan kerapuhan yang tinggi, disebabkan kandungan
unsur kaebon.Cara perlakuan panas biasanya diterima karena sulit menghasilkan
paduan yang bebas dari unsur karbon dan oleh karena itu mahal.
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan bahwa
besi kemungkinan mengandung unsur karbon yang bercampur dengan nikel sekitar 18
- 25%. Jenis baja paduan martensit ini bersifat kenyal dan mempunyai kekerasan
sekitar 1,5 kali dari baja martensit yang tidak ditemper. Baja ini merupakan
suatu bahan yang ideal untuk digunakan dengan cara memisahkan unsur-unsur lain untuk menaikkan kekuatannya.
Jenis yang digunakan pada waktu ini adalah yang mengandung besi
dan 18% nikel dengan kobalt, molibdenum, dan titanium. Baja martensit
dihasilkan dengan cara pemanasan dan pendinginan (pelarutan dengan pemijaran
dingin) yang membuatnya cukup lunak sehingga dapat dipotong, dibentuk, dan
dibengkokkan. Pengerasan dilakukan dengan cara pemanasan pada temperatur
sekitar 450 - 500°C selama 3 jam yang diikuti dengan pendinginan di udara.
Pengerasan permukaan dapat dilakukan dengan menitrid pada akhir perlakuan
panas. Perlakuan panas terjadi pada temperatur yang relatif rendah, tidak
termasuk..
proses pendinginan sehingga tidak terjadi perubahan bentuk atau
pecah-pecah.
Kandungan karbon yang rendah pada kulit baja paduan martensit
dapat
dihilangkan selama pemanasan. Kecepatan pemanasan tidak
menyebabkan baja
martensit mudah dilas dibandingkan baja paduan berkarbon rendah
dan sedang. Baja ini dihasilkan seperti untuk membuat struktur menjadi kuat dan
ringan
tetapi tidak dapat menggantikan baja yang biasa karena biaya
pengerjaannya
tinggi.
TABEL 1 KOMPOS1SI
DAN S1FAT-SIFAT JENIS BAJA PADUAN MARTENSIT
Komposisi:
18% N, 8% Co, 5% Mo, 0,4% Ti
Sifat – sifat mekanik
|
Setelah
Pelarutan
Pemijaran
Dingin
Pada
820°C
|
Setelah
Disepuh
Selama
3 Jam
Pada
480°C
|
Kekuatan
tarik
Perpanjangan
Pengurangan luas
Kekerasan
|
100 -
108 kg/mm2
14 -
16%
70 - 75%
280 -
320 HV
|
160-182
kg/mm2
8 - 10%
35 -
60%
500 - 560 HV
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar